The Audiolingual Method
A.
Background
Audio lingual method adalah metode yang diperkenalkan
di amerika serikat pada tahun 1940an. Metode ini merespon metode bacaan dan
metode grammar terjemahan. Saat ini banyak orang amerika merasa tidak puas
dengan bacaan dan mereka pikir bahwa berbicara lebih penting daripada membaca.
B.
Approach (pendekatan)
·
Pendekatan
teori bahasa
Metode ini bisa dikatakan
mengabaikan tentang writing atau penulisan karena bahasa pada umumnya tidak
membutuhan tulisan karena seseorang belajar berbicara sebelum belajar atau
menulis
C.
Design
·
Tujuan
Tujuan dari metode ini adalah:
1. Untuk membuat siswa bisa menggunakan
bahasa target secara komunikatif dan otomatis tanpa berhenti untuk berpikir.
2. Untuk membantu siswa memproleh pola
sruktural kalimat atau bahasa.
·
Syllabus.
Poin utama dalam syllabus linguistik
audio lingual method adalah phonology, morphology, dan syntax bahasa yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa. Keterampilan bahasa diajarkan seperti
listening, speaking, reading, dan writing. Tetapi listening dan speaking adalah
hal pertama yang diajarkan karena itulah keterampilan utama dalam bahasa.
·
Aktivitas
belajar mengajar.
Sejak kemampuan listening dan speaking adalah
pertimbangan utama, cara pengajaran pertama lebih dihubungkan ke kemampuan
listening dan speaking (Huebener; 1969:17). Cara tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Guru memberikan ringkasan singkat
dari isi dialog.
2. Siswa mendengarkan secara penuh
perhatian ketika guru membacakan atau membawakan dialog dengan kecepatan normal
beberapa kali.
3. Langkah selanjutnya adalah siswa
mengulangi apa yang dikatakan guru dalam dialog secara bersamaan.
4. Pengulangan kemudian dilanjutkan
mulai dari semua siswa kemuadian sebagian siswa dalam kelas sampai hanya satu
persatu siswa.
5. Kemudian secara berpasangan siswa
maju ke depan kelas untuk mempraktekkan dialog tersebut.
Variasi drills yang digunakan dalam Audio Lingual Method adalah
Variasi drills yang digunakan dalam Audio Lingual Method adalah
sebagai berikut:
v Repetation.
Siswa mengulangi sekeras(suara)
mungkin apa yang dia dengar.
v Inflection
Satu kata akan muncul dari
pengulangan.
Contoh:
v Replacement
Satu kata akan terganti oleh kata
lain.
v Restatement
Siswa akan mengganti kata orang
kedalam orang lain, berdasarkan instruksi.
v Completion
Siswa akan mendengar ungkapan yang
lengkap kecuali satu kata, dan kemudin mereka akan mengulang dengan bentuk yang
lengkap.
v Transportation.
Perubahan word order ketika katanya
ditambah.
v Expansion.
Ketika katanya ditambah, it
mengambil tempat dalam rentetan kata.
v Contraction.
Kata tunggal menggantikan frase atau
klausa.
v Transformation.
Kalimat bisa berubah kedalam bentuk
negative, pertanyaan, mood, tenses, suara, dll.
v Integration.
Dua ungkapan menjadi satu.
v Rejoinder.
Siswa akan membuat jawaban yang
tepat terhadap ungkapan yang diberikan.
·
Peran Siswa
Peran siswa adalah merespon apa yang
dikatakan oleh guru. Mereka hanya mengulangi apa yang dikatakan oleh gurunya
walaupun pada awalnya mereka tidak mengerti artinya tetapi dengan sering
mengulangi dan merespon stimulus yang diberikan oleh guru maka siswa akan
sedikit demi sedikit akan mengerti dengan pembiasaan tersebut.
·
Peran Guru
Dalam Audio Lingual Method, seperti
halnya dalam Situational Language Teaching, guru berperan aktif dan sentral.
Metode ini bisa dikatakan didominasi oleh guru. Guru berperan untuk menjaga
perhatian siswa dengan pengulangan-pengulangan, tugas, dan memilih situasi yang
cocok dengan apa yang akan dipraktekkan.
·
Peran Materi
Materi Audio Lingual Method membantu
guru untuk membuat siswa dalam penguasaan bahasa. Materi yang berupa bacaan
sangat jarang digunakan pada saat siswa dituntut hanya untuk mendengarkan,
mengulang, dan merespon.
D.
Procedures
Tipikal
pelajaran Audio Lingual Method, prosedurnya dapat diamati sebagai berikut:
1. Pertama-tama siswa mendengar model
dialog(baik melalui guru atau tape) yang mengandung struktur kunci yang focus
pada pelajaran. Mereka mengulangi setiap baris dari dialog baik secara
individual atau secara bersamaaan.
2. Dialog disesuaikan terhadap situasi
dan ketertarikan siswa, melaui mengganti kata kunci atau frase. Ini dilakukan
tanpa sepengetahuan siswa.
3. Khusus untuk struktur kunci dari
sebuah dialog dipilih dan digunakan sebagai dasar dari macam-macam pola
pelatihan.
4. Siswa boleh merujuk pada
aktivitas teks buku, mengikuti bacaan, tulisan, atau kosa kata yang berdasarkan
dialog boleh diperkenalkan.
5. Mengikuti aktivitas bisa mengambil
banyak tempat dalam laboratorium bahasa, dimana selanjutnya dialog dan latihan
dilaksanakan.
Daftar Pustaka
Richard, J.
C. & Rodgers, T. S. 1986. Approach and methods in language teaching.
A description and analysis: Cambridge
University press.
THE
AUDIOLINGUAL METHOD
Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Metode
Pengajaran Bahasa
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. H. Paturungi Parawansa
Disusun oleh
HERIYANTI
14B01030
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar