MEDAN
MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA
A. Medan
Makna
Medan
makna adalah salah satu kajian utama dalam semantik. Medan makna merupakan
bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh
seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Di dalam medan makna,
suatu kata terbentuk oleh relasi makna kata tersebut dengan kata lain yang
terdapat dalam medan makna itu.
Menurut
Harimurti (dalam Chaer, 2013:110) medan makna (semantic field, semantic domain) adalah bagian dari sistem
semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas
dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat unsur
leksikal yang maknanya berhubungan. Misalnya, nama-nama warna, perabot rumah
tangga, istilah pelayaran, istilah olahraga, istilah perkerabatan, istilah alat
pertukangan membentuk medan makna tertentu.
Medan makna menurut kamus (KL: 1997) adalah kumpulan
butir leksikal Yang maknanya saling berhubung kait di sebabkan masing-masing
dalam konteks yang serupa.
Kata-kata
atau leksem-leksem yang dikelompokkan dalam satu medan makna, berdasarkan sifat
hubungan semantisnya dapat dibedakan atas kelompok medan kolokasi dan medan
set. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2012:715) kolokasi adalah
asosiasi tetap antara kata dan kata lain dalam lingkungan yang sama. Kolokasi
(berasal dari bahasa Latin colloco
yang berarti ada di tempat yang sama dengan) menunjuk kepada hubungan
sintagmatik yang terjadi antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu.
Misalnya, pada kalimat Tiang layar perahu
nelayan itu patah dihantam badai, lalu perahu itu digulung ombak, dan tenggelam
beserta isinya, kita dapati kata-kata layar,
perahu, nelayan, badai, ombak, dan tenggelam
yang merupakan kata-kata dalam satu kolokasi, satu tempat atau satu lingkungan.
Jadi, kata-kata yang berkolokasi ditemukan bersama atau berada bersama dalam
satu tempat atau satu lingkungan.
Kalau
kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik karena sifatnya yang linear maka
set menunjuk pada hubungan paradigmatik karena kata-kata atau unsur-unsur yang
berada dalam satu set dapat saling menggantikan. Suatu set biasanya berupa
sekelompok unsur leksikal dari kelas yang sama yang tampaknya merupakan satu kesatuan.
Setiap unsur leksikal dalam suatu set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan
dengan anggota-anggota dalam set tersebut. Misalnya kata remaja merupakan tahap pertumbuhan antara kana-kanak dengan dewasa,
sejuk adalah suhu di antara dingin dengan
hangat. Maka kalau dibagankan kata
–kata yang berada dalam satu set dengan kata remaja dan sejuk adalah
sebagai berikut:
SET bayi dingin
(paradigmatik) kanak-kanak sejuk
remaja hangat
dewasa panas
manula terik
Pengelompokan
kata berdasarkan kolokasi dan set dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
teori medan makna, meskipun makna unsur-unsur leksikal itu sering bertumpang
tindih dan batas-batasnya juga seringkali menjadi kabur. Selain itu,
pengelompokan ini juga kurang memperhatikan perbedaan antara yang disebut makna
denotasi dan makna konotasi, antara makna dasar dari suatu kata atau leksem
dengan makna tambahan dari kata itu.
Oleh
karena itu, secara semantik diakui bahwa pengelompokan kata atau unsur-unsur
leksikal secara kolokasi dan set hanya menyangkut satu segi makna, yaitu makna
dasarnya saja. Sedangkan makna setiap kata atau unsur leksikal itu perlu
dilihat dan dikaji secara terpisah dalam kaitannya dengan penggunaan kata atau
unsur leksikal tersebut di dalam pertuturan. Setiap unsur leksial memiliki
komponen makna masing-masing yang mungkin ada persamaannya dan ada perbedaannya
dengan unsur leksikal lainnya.
B. Komponen
Makna
Komponen
makna adalah makna yang dimiliki oleh setiap kata yang terdiri atas sejumlah
komponen yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen makna atau
komponen semantik (semantic feature,
semantic property, atau semantic
marker) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu
atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur
leksikal tersebut. Misalnya, kata ayah
mengandung komponen makna atau unsur makna: +insan, +dewasa, +kawin, dan +jantan;
dan ibu mengandung komponen makna:
+insan, +dewasa, +kawin, dan –jantan. Maka, kalau dibandingkan makna kata
IayahI dan ibu adalah menjadi seperti
tabel di bawah ini:
Komponen
Makna
|
Ayah
|
Ibu
|
|
+
+
+
+ |
+
+
+
-
|
Keterangan: tanda + berarti mempunyai komponen makna
tersebut, dan
tanda
– berarti tidak mempunyai komponen makna tersebut.
Perbedaan makna
antara kata ayah dan ibu hanyalah pada ciri makna atau komponen makna: ayah memiliki makna ‘jantan’ sedangkan
kata ibu tidak memiliki makna
‘jantan’.
Konsep analisis
ini (lazim disebut analisis biner)
oleh para ahli kemudian diterapkan juga untuk mebedakan makna suatu kata dengan
kata yang lain. Misalnya, kata ayah
dan ibu dapat dibedakan berdasarkan
ada atau tidak adanya ciri jantan.
ayah ibu
+
manusia + manusia
+
dewasa + dewasa
+
kawin + kawin
+
jantan - jantan
Sedangkan
kata becak dan bemo dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidak adanya ciri
bermesin/bermotor.
becak bemo
+
kendaraan umum + kendaraan umum
+
beroda tiga + beroda tiga
-
bermotor + bermotor
Ada
tiga hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan analisis biner tersebut.
Pertama, ada pasangan kata yang satu diantaranya lebih
bersifat netral atau umum sedangkan yang lain bersifat khusus. Misalnya,
pasangan kata mahasiswa dan mahasiswi. Kata mahasiswa lebih bersifat umum dan
netral karena dapat termasuk ‘pria’ dan ‘wanita’. Sebaliknya kata mahasiswi
lebih bersifat khusus karena hanya mengenai ‘wanita’. Jadi:
Ciri
|
mahasiswa
|
Mahasiswi
|
Pria
|
+
|
-
|
wanita
|
+
|
+
|
Unsur leksikal
yang bersifat umum seperti kata mahasiswa
ini dikenal sebagai anggota yang tidak
bertanda dari pasangan itu. Dalam diagram anggota yang tidak bertanda ini
diberi tanda 0 atau ±, sedangkan anggota yang lebih khusus dikenal sebagai
anggota yang bertanda. Dalam diagram diberi tanda + kalau memiliki ciri itu dan
tanda – jika tidak memiliki ciri itu.
Kedua, ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari
pasangannya karena memang mungkin tidak ada,
tetapi ada juga yang memiliki pasangan lebih dari satu. Contoh yang
sukar dicari pasangannya adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama warna.
Selama ini kata putih memang dapat
dipasangkan dengan kata hitam (yang
secara teknis ilmiah bukan warna), tetapi nama-nama warna lain tidak mudah
untuk dicari pasangannya. Contoh lain yaitu contoh yang pasangannya lebih dari
satu, misalnya kata’berdiri’. Kata ‘berdiri’ bukan hanya bisa dipertentangkan
dengan kata tidur, tetapi bisa saja dengan kata tiarap, rebah, duduk, jongkok,
dan berbaring.
Ketiga, seringkali sukar mengatur ciri-ciri semantik itu
secara bertingkat, mana yang lebih bersifat umum, dan mana yang lebih bersifat
khusus. Contohnya, ciri jantan dan dewasa, mana yang lebih bersifat umum antara
jantan dan dewasa. Bisa jantan, tetapi bisa juga dewasa sebab tidak ada alasan
bagi kita untuk menyebutkan ciri jantan lebih bersifat umum daripada dewasa,
begitu juga sebaliknya, karena ciri yang satu tidak menyiratkan makna yang
lain. Karena itu, keduanya, jantan dan dewasa tidak dapat ditempatkan dalam
suatu hierarki. Keduanya dapat ditempatkan sebagai unsur yang “lebih tinggi”
dalam diagram yang berlainan.
Walaupun
analisis komponen makna ini dengan pembagian biner banyak kelemahannya, tetapi
cara ini banyak memberi manfaat untuk memahami makna kalimat. Para tata bahasawan transformasional juga
telah menggunakan teknik ini sehingga minat terhadap analisis komponen makna
ini menjadi meningkat. Malah pernah disarankan agar daftar kosakata yang
dilampirkan pada tata bahasa transformasi itu dilengkapi dengan sejumlah ciri
semantiknya untuk dapat dipersamakan dan diperbedakan antara yang satu dengan
yang lainnya. Misalnya, kalau kata benda warung,
kebudayaan, dukun, anjing, dan Jakarta
diberi ciri-ciri semantiknya maka akan kita dapati daftar sebagai berikut:
warung
+
umum
+
konkret
-
insan
-
hidup
kebudayaan
+
umum
+
konkret
-
insan
-
hidup
dukun
+
umum
+
konkret
-
insan
-
hidup
anjing
+
umum
+
konkret
-
insan
+
hidup
Jakarta
-
umum
+
konkret
-
insan
-
hidup
Dalam bagan
berikut akan tampak lebih jelas persamaan dan perbedaan ciri-ciri semantik
kelima kata itu.
Ciri
|
Umum
|
konkret
|
insan
|
Hidup
|
warung
kebudayaan
dukun
anjing
Jakarta
|
+
+
+
+
-
|
+
-
+
+
+
|
-
-
+
-
-
|
-
-
+
+
-
|
Daftar kata-kata
di atas adalah kata-kata dari kelas nomina. Bagaimana dengan kata-kata dari
kelas verba, kelas ajektiva, atau kelas lainnya. Itu pun dapat juga diberi
ciri-ciri semantiknya.contoh, kata-kata dari kelas verba makan, menulis, dan terbit.
Kata makan memiliki ciri +hidup,
+makhluk, +transitif, +tindakan; kata menulis
memiliki ciri +hidup, +insan, +transitif, +tindakan; dan kata terbit memiliki ciri +makhluk,
+itransitif, +proses.
Di sini memang
kita sukar menerapkan analisis Biner ini. Tetapi ciri-ciri makna itu bisa
diperinci untuk menentukan persamaan dan perbedaannya. Kata makan itu bisa berciri makhluk hidup.
Artinya kata tersebut berkenaan dengan manusia dan juga binatang. Tetapi kata menulis hanya berkenaan dengan manusia, tidak
dengan binatang. Sebaliknya kata terbit
tidak berkenaan dengan manusia maupun binatang, melainkan hanya berkenaan
dengan benda lain. Karena itu kalimat *Dia
terbit dari balik pintu dan *Harimau
itu terbit dari semak-semak tidak terterima. Tetapi kalimat matahari terbit dari balik bukit bisa
diterima.
Analisis
semantik kata yang dibuat seperti di atas banyak memberi manfaat dalam memahami
makna-makna kalimat; tetapi pembuatan daftar kosakata dengan disertai ciri-ciri
semantiknya secara lengkap bukanlah pekerjaan yang mudah sebab memerlukan
pengetahuan budaya, ketelitian, waktu, dan tenaga yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Chaer.2002. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia.Jakarta.: PT Rineka Cipta.
Kamus Lingustik. 1997. Kuala Lumpur: Bahasa dan Pustaka
terimakasih
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbang ko gabisa di copy ya
BalasHapustidak bisa dicopy huhuh
BalasHapusPromo Spesial Slot Online Spadegaming
BalasHapusPromo Bonus Yang Dimaksud Adalah Promo Bonus Deposit 15%. Promo Ini Berlaku Untuk Deposit Semua Jenis Rekening Bank Yang Ada Di Indonesia.
Jadilah Salah Satu Pemenang Jackpot Progresive Ratusan Juta Yang Hadir Setiap Hari !
Untuk Informasi selengkapnya, Hubungi Kontak Cs Kami:
Whatsapp : +62812-2222-995
Link Pendaftaran : https://bit.ly/regisbvgaming
Layanan 24 Jam Online Setiap Hari!
#slotonline #spadegaming #daftarslotonline #slotspadegaming #slotgacor #slotjackpotbesar #slotgampangjackpot #slotgampangmenang #agenslotspadegaming
Sumber : pin.it/4idSfXP
Terima kasih atas penjelasannya, lumayan membantu :). Mampir juga ke tweetilmu.web.id
BalasHapus