RINGKASAN MATERI KEL.1
Penelitian sastra dilakukan untuk menemukan,
mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan secara empiris
berdasarkan data dan fakta, pengembangan atau pengujian kebenaran yang dicapai
dengan penelitian digunakan sebagai dasar atau fondasi melakukan tindakan.
Penelitian sastra berkaitan dengan analisis teks. Teks dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yakni teks yang mewakili pengalaman yang dapat dianalisis
dengan teknik elisitasi sistematis yaitu mengidentifikasi unsur-unsur teks yang
merupakan bagian dari suatu unsur kebudayaan dan mengaji hubungan di antara
unsur-unsur itu, atau analisis teks dengan bertolak dari analisis kata atau
teks sebagai sistem tanda. Sedangkan teks sebagai objek analisis dengan
menggunakan analisis percakapan, narasi, parole, atau struktur gramatikal.
Penelitian sastra lebih
banyak berupa penelitian perpustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan di dalam
ruang kerja peneliti atau di ruang perpustakaan, data dan objek penelitian
lewat buku-buku. Selain jenis penelitian perpustakaan, penelitian sastra juga
dapat dilakukan di lapangan, seperti penelitian terhadap sastra lisan, folklor,
dan teater tradisional.
Ratna (2009: 34), metode berasal dari bahasa Latin methodos,
sedangkan methodos sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos.
Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah sedangkan hodos berarti
jalan, cara dan arah. Dalam pengertian yang luas, metode dianggap sebagai
cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk
memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Metode juga berfungsi untuk
menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah dipecahkan dan dipahami.
Klasifikasi, deskripsi, komparasi, sampling, induktif, deduktif, eksplanasi,
interpretasi, kuantitatif, kualitatif, dan sebagainya, adalah sejumlah metode
yang sangat umum penggunaannya baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial,
termasuk ilmu humaniora dalam hal ini sastra.
Metode penelitan sastra
seringkali dirancukan dengan pendekatan sastra dan teori sastra. Teori sastra
mempengaruhi perspektif dan cara pandang peneliti terhadap posisi, peran, isi
atau substansi teks, pendekatan mengacu para orientasi peneliti terhadap data
penelitian, sedangkan metode penelitian menentukan cara kerja peneliti dalam
melakukan kajiannya. Metode penelitian adalah cara untuk memperoleh pengetahuan
mengenai objek tertentu sehingga harus sesuai dengan kodrat keberadaan objek
itu sebagaimana yang dinyatakan oleh teori.
Atas kekhasan
sifat karya sastra, maka sejumlah metode yang perlu dibicarakan dalam analisis
karya sastra, di antaranya: metode intuitif, metode hermeneutika, metode
formal, analisis isi, dialektik, deskriptif analisis, deskriptif komparatif,
dan deskriptif induktif. Setiap metode memiliki kedudukan dan kualitas yang
sama. Penggunaannya tergantung dari tujuan yang akan dicapai. Yang berbeda
adalah kualitas penelitian yang dihasilkan oleh masing-masing peneliti.
1.
Metode Intuitif
Manusia memahami kebudayaan jelas dengan
pikiran dan perasaannya, yaitu dengan intuisi, penafsiran, unsur-unsur,
sebab-akibat, dan seterusnya. Sebagai metode filsafat, menurut Anton Bakker
(1984; 39-42), metode intuitif digunakan oleh pendiri neo-Pla-tonisme, yaitu
Platinos (205-270 M). Dasar metodenya adalah filsafat Yunani, khususnya Plato
dan Aristoteles. Ciri metode intuitif adalah kontemplasi, pemahaman terhadap
gejala-gejala kultural dengan mempertimbangkan keseimbangan antara individu
dengan hermeneutika.
Metode intuitif kontemplatif, demikian juga
metode intuitif hermeneutis jelas telah digunakan dalam memahami sastra,
khususnya sastra Indonesia sebelum lahirnya strukturalisme. Metode formal
digunakan sejak lahirnya formalism dan strukturalisme, yang secara eksplisit
mulai digunakan oleh Umar Junus, A. Teeuw, dan kelompok Rawamangun.
2.
Metode Hermeneutika
Secara etimologis hermeneutika berasal dari kata hermeneuin, bahasa Yunani, yang berarti
menafsirkan atau menginterpretasikan. Secara mitologis (ibid)
hermeneutika dikaitkan dengan hermes, nama Dewa Yunani menyampaikan pesan illahi kepada manusia. Pada dasarnya medium
pesan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Jadi, penafsiran
disampaikan lewat bahasa, bukan bahasa itu sendiri. Karya sastra perlu
ditafsirkan sebab disatu pihak lain, di dalam bahasa sangat banyak makna yang
tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan.
Dikaitkan dengan fungsi utama hermeneutika sebagai metode
untuk memahami agama, maka metode ini dianggap tepat untuk memahami karya
sastra dengan pertimbangan bahwa di antara karya tulis, yang paling dekat
dengan agama adalah karya sastra. Asal mula agama adalah firman Tuhan, asal
mula sastra adalah kata-kata pengarang.
3.
Metode Kualitatif
Metode kualitatif pada dasarnya sama dengan metode
hermeneutika. Artinya, baik metode hermeneutika, kualitatif, dan analisis isi,
secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam
bentuk deskripsi. Sebagai bagian perkembangan ilmu sosial, kualitas penafsiran
dalam metode kualitatif dengan demikian dibatasi oleh hakikat fakta-fakta
sosial. Artinya, fakta sosial adalah fakta-fakta sebagaimana ditafsirkan oleh
subjek. Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data
dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Dalam penelitian karya sastra,
misalnya, akan dilibatkan pengarang, lingkungan sosial di mana pengarang
berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya.
. Ciri-ciri terpenting metode kualitatif, sebagai berikut:
1.
Memberikan
perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek, yaitu
sebagai studi kultural.
2.
Lebih
mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga makna selalu
berubah.
3.
Tidak
ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti
sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung diantaranya.
4.
Desain
dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka.
5.
Penelitian
bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya masing-masing.
4.
Metode Analisis Isi
Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu
isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam
dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai
akibat komukasi yang terjadi. Isi laten adalah isi sebagai dimaksudkan oleh
penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam
hubungan naskah dengan konsumen. Dengan kalimat lain, isi komunikasi pada
dasarnya juga mengimplikasikan isi laten, tetapi belum tentu sebaliknya. Objek
formal metode analsis ini dalah isi komunikasi. Analisis terhadap isi laten
akan menghasilkan arti, sedangkan analisis terhadap isi komunikasi akan
menghasilkan makna.
Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode
analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode
kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran
dalam metode analisi isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena
itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi.
Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi
interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komukasi. Dalam karya sastra,
misalnnya, dilakukan untuk meneliti gaya tulisan seorang pengarang.
5.
Metode Formal
Metode formal adalah analisis dengan mempertimbangkan
aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-unsur karya sastra. Tujuan
metode formal adalah studi ilmiah mengenai sastra dengan memperhatikan sifat-sifat
teks yang dianggap artistik. Metode formal tidak bisa dilepaskan dengan teori
strukturalisme. Esensi metode formal yaitu unsur-unsur itu sndiri adalah esensi
strukturalisme tersebut. Secara historis metode formal dapat ditelusuri dengan
adanya perhatian pada sastra sebagai etgon. Metode formal populer sejak tahun
1930-an dengan adanya perhatian terhadap aspek-aspek formal, yang diutamakan
adalah ciri-ciri kesastraan secara otonom, ciri yang membedakan sastra dari
ungkapan bahasa yang lain, pola-pola suara dan kata-kata formal. Konsekuensi
logis yang ditimbulkan adalah mengabaikan aspek biografis, sosiologis,
sikologis, ideologis, dan aspek-aspek ekstrinsik lainnya. Ciri-ciri utama
metode formal adalah analisis terhadap unsur-unsur karya sastra, kemudian bagaimana
hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan totalitasnya. Penerapan metode
formal perlu mempertimbangkan hakikat karya sastra seperti, puisi, prosa, dan
drama.
6.
Metode Dialektika
Secara etimologi dialektika berasal dari kata dialectica, bahasa Latin, berarti cara
membahas. Secara historis metode dialektik sudah ada sejak zaman Plato, tetapi
diperkenalkan secara formal oleh Hegel. Mekanisme kerjanya terdiri atas tesisi,
antitesis, dan sintesis.
Prinsip-prinsip dialektika dikemangkan oleh Friedrich Hegel
atas dasar dialektika spiritual, dan Karl Marx atas dasar pertentangan kelas.
Prinsip-prinsip dialektika hampir sama dengan hermeneutika, khususnya dalam
gerak spiral eksplorasi makna, yaitu penelusuran unsur ke dalam totalitas dan
sebaliknya. Perbedakanya adalah kontinuitas operasionalisasi tidak berhenti
pada level tertulis, tetapi diteruskan pada jaringan kategori sosial justru
merupakan maknanya secara lengkap.
7.
Metode Deskriptif Analisis
Metode penelitian dapat juga
diperoleh melalui gabungan dua metode, dengan syarat kedua metode tidak
bertentangan. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi
dan analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein (‘ana’=atas,
‘lyein’=urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata
menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Metode gabungan yang lain, misalnya deskriptif komparatif, metode dengan cara menguraikan
dan membandingkan, dan metode deskriptif induktif, metode dengan cara
menguraikan yang diikuti dengan pemahaman dari dalam ke luar.
Metode deskriptif analitik juga
dapat digabungkan dengan metode formal. Mula-mula data dideskripsikan dengan
maksud untuk menemukan unsur-unsurnya kemudian dianalisis, bahkan juga
diperbandingkan. Perlu dipertimbangkan adalah metode yang lebih khas merupakan
metode utama, misalnya metode formal atau analisis isi kemudian dilanjutkan
dengan metode yang lebih bersifat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Faruk.
2014. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jabrohim.
2014. Teori Penelitian Sasra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori,
Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Strauss, A. dan Corbin, J. 2009. Dasar-dasar
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Vredenbreght,
J. 1983. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Gramedia: Jakarta.
trimkasih
BalasHapusSitus Judi Slot Online Terpercaya Dan Judi Online24jam
BalasHapusSelamat datang bonus melimpah! 샌즈카지노 Serta penyedia slot online, mempunyai pemain slot online dana bisa mencoba mencoba permainan judi online24jam terpercaya di indonesia.