Senin, 22 Juni 2015

CONTOH REVIEW DISERTASI



REVIEW DISERTASI
1.      Judul
Judul sebuah penelitian harus jelas sehingga dapat menarik perhatian orang untuk mau membaca bahkan mempelajari isinya. Judul haruslah menjadi gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkup penelitian tersebut. Namun harus tetap dalam kerangka singkat, spesifik, dan jelas.
Judul  juga harus menggunakan kata-kata yang jelas, singkat, deskriptif, dan tidak merupakan pertanyaan. Hendaknya hindarkan penggunaan kata-kata yang kabur,  bombastis, bertele-tele, tidak runtut, dan lebih dari satu kalimat.
Perumusan  judul penelitian tidak jarang dianggap sebagai suatu hal yang remeh. Perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil tidaknya seorang peneliti untuk menabstrasikan masalah yang ingin ditelitinya dengan sesederhana mungkin.
Judul Disertasi ini adalah “KELONG DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA“. Judul menurut pemakalah sudah bagus, karena dari segi  bahasa penggunaan judul sudah cukup jelas, mudah untuk dipahami dan dapat dimengerti dengan mudah (tidak muluk-muluk).





2.      Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah, perlu dijelaskan tentang pentingnya  judul yang diteliti. Sehubungan dengan ini, maka peneliti perlu menyajikan referensi yang relevan berdasarkan studi pendahuluan untuk memperkuat alasan  pemilihan judul. Latar belakang yang dituliskan peneliti berkisar tentang tiga aspek, yakni (1) struktur kelong, yang terdiri atas struktur makro, super struktur, dan struktur mikro yang meliputi penggunaan diksi dan penggunaan kalimat, (2) fungsi kelong yang meliputi (a) fungsi emotif, (b) fungsi direktif, (c) fungsi poetik, (d) estetis, (e) fungsi informasional, (3) nilai kelong yang meliputi (a) nilai religius siri na pacce, (b) nilai filosofis siri na Pacce, (c) nilai etis siri na pacce, dan (d) nilai estetis siri na pacce. untuk menguatkan judul yang dibahasnya.

3.      Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah penting menjelaskan berbagai permasalahan yang muncul dari judul yang dibahas karena ditinjau dari berbagai aspek terhadap aspek lainnya juga. Pembatasan Masalah Dalam hal ini, peneliti sudah tepat dalam memberikan alasan pendukung.  Namun pembatasan masalah juga perlu data pendukung sehingga penelitian ini layak untuk dibahas. Rumusan Masalah Dalam rumusan masalah peneliti harus lebih konkrit permasalahan yang hendak dijawab pada kesimpulan.


Pada bagian telah memadai dalam  perumusan masalahnya. Peneliti merumuskan:
1.      Bagaimana struktur kelong ?
2.      Apa fungsi kelong ?
3.      Nilai apa yang terkandung dalam kelong ?
Menurut reviewer, rumusan yang pertama tidaklah layak untuk diteliti dengan serius, kerana untuk mengetahui jawabannya cukuplah hanya dengan sekilas melihat contoh kelong. Untuk rumusan point 2 dan 3 reviewer kira sangat penting untuk dikaji dan diteliti secara mendalam.

4.      Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan masalah, memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala sehingga dapat merumuskan hipotesa, untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari suatu keadaan, perilaku peribadi dan perilaku kelompok.
Dalam hal ini, menurut reviewer telah baik dalam konsistensi dengan perumusan masalah yang diutarakan walaupun menurut reviewer sedikit kaku karena terlalu berpatokan sekali dengan rumusan masalah. Dan peneliti juga tidak keluar dari konteks perumusan masalah.



5.      Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang dipaparkan oleh peneliti berkaitan dengan kelong. Menurut reviewer penulis sudah bisa mencari perbedaan dan persamaan penelitiannya dengan penelitian terdahulu. Dalam hal ini, peneliti sudah mampu mengaitkan penelitiannya dengan penelitian yang terdahulu.

6.      Metode Penelitian
Metode penelitian disertasi ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori Van Dijk sebagai kerangka teori dengan grand teori hermeneutika sebagai pisau analisis. Instrumen adalah peneliti sendiri ditambah format klasifikasi/seleksi data dan alat perekam. Analisis dilakukan dalam tiga siklus, yakni analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, penarikan simpulan, dan verifikasi.
Menurut reviewer penulis sudah bagus dalam memilih pendekatan penelitian, hanya saja menurut pemakalah, penulis kurang begitu mendalam dalam menganalisa permasalahan yang terjadi di lapangan, seharusnya penulis bisa menambahkan pendekatan penelitian.






Lampiran

Kelong dalam Perspektif Hermeneutika
Abdullah Muhammad Ali
Abdullah Muhammad Ali. 2009. Kelong dalam Perspektif Hermeneutika. Disertasi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Promotor: Prof. Dr. Abdul Syukur Ibrahim, Ko-Promotor: Prof. Dr. Imam Syafi’ie, dan Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin.
Abstrak
Penelitian ini berfokus pada tiga aspek, yakni (1) struktur kelong, yang terdiri atas struktur makro, super struktur, dan struktur mikro yang meliputi penggunaan diksi dan penggunaan kalimat, (2) fungsi kelong yang meliputi (a) fungsi emotif, (b) fungsi direktif, (c) fungsi poetik, (d) estetis, (e) fungsi informasional, (3) nilai kelong yang meliputi (a) nilai religius siri na pacce, (b) nilai filosofis siri na Pacce, (c) nilai etis siri na pacce, dan (d) nilai estetis siri na pacce.
Jenis penelitian, penelitian kualitatif. Teori Van Dijk sebagai kerangka teori dengan grand teori hermeneutika sebagai pisau analisis. Instrumen adalah peneliti sendiri ditambah format klasifikasi/seleksi data dan alat perekam. Analisis dilakukan dalam tiga siklus, yakni analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, penarikan simpulan, dan verifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan beberapa hal sebagai berikut: (1) aspek struktur yang terdiri atas: (a) struktur makro yakni kelong bertemakan siri na pacce, agama, nasihat, perjuangan, percintaan, perkawinan, kasih ibu, dan kesedihan; (b) super struktur terdiri atas tampilan awal, tampilan tengah, dan tampilan akhir; (c) struktur mikro terdiri atas penggunaan diksi yang meliputi perbendaharaan kata, daya sugesti kata-kata, dan pola persajakan.
Perbendaharan kata meliputi kategori human, animate, living, objek, terrestrial, substance, energi, cosmos, dan being. Selain itu untuk memperindah kelong ditemukan diksi yang menimbulkan daya sugestif bagi pendengar atau pembaca, yakni kata-kata kelong yang meliputi perasaan kecewa, marah, gembira, ragu-ragu, sedih, rindu, berani, bahagia (senang), setia, dan miskin. Pola persajakan terdiri atas rima awal, rima sejajar, rima tengah, rima aliterasi, rima kembar, rima bersilang, rima rangkai, rima mutlak, rima tak sempurna, dan rima patah. Bentuk kalimat kelong terdiri atas kalimat perintah, kalimat berita, dan kalimat tanya. Ditinjau dari aspek fungsi, kelong berfungsi sebagai fungsi informasional, fungsi emotif, fungsi direktif, fungsi poetik, dan fungsi estetis. Fungsi informasional kelong berguna untuk menyampaikan berbagai pokok persoalan yang meliputi: (1) perihal kedudukan anak didik, (2) perihal keberadan manusia, (3) perihal memurnikan kalimat Lailaha Illallah, (4) perihal penyesalan diri, (5) perihal hati-hati yang terdiri atas hati-hati terhadap godaan setan menghadapi maut, (6) perihal hati-hati dalam bertutur dan, (7) perihal peradatan. Fungsi emotif adalah fungsi untuk mengekspresikan perasaan (1) permintaan maaf, (2) rasa cinta, (3) rasa kecewa, (4) rasa sedih, (5) kesetiaan, (6) rasa humor, dan (7) rasa gembira.
Fungsi direktif kelong yang berguna mempengaruhi perilaku atau sikap orang lain atau pembaca atau pendengar berkenaan dengan (1) menyuruh, (2) melarang, (3) menasihati, (4) mengharap/memohon, dan (5) meminta.
Fungsi kelong yang berkenaan dengan poetik terdiri atas pesan perihal tentang pendidikan, pesan perihal tidak berlebihan, pesan perihal menasihati, pesan perihal melaksanakan shalat, pesan perihal bertobat, pesan perihal kesetiaan, pesan perihal hari akhirat, dan pesan perihal mertua.
Fungsi estetis adalah fungsi untuk menciptakan efek keindahan sehingga terjadi komunikasi harmonis antara pembicara dan pendengar. Fungsi estetis kelong meliputi, (1) penggunaan kata-kata arkais, (2) gaya bahasa dalam kelong, gaya bahasa dalam kelong terdiri atas simile, metapora, metonimia, personifikasi, hiperbola, dan repetisi.
Dari segi aspek nilai kelong mengandung nilai religius siri na pacce, nilai filosofis siri na pacce, nilai etis siri na pacce, dan nilai estetis siri na poacce. Nilai religius sri na pacce berkenaan dengan akidah yang meliputi (1) pengakuan akan ke- ADA-an Allah, (2) Pengakuan kepada Malaikat Allah (3) pengakuan kepada Rasul Allah, (4) pengakuan akan kebenaran kitab Allah, (5) pengakuan akan hari akhirat, dan (6) pengakuan akan qadha dan qadar. Nilai religus siri na pacce yang berhubungan ibadah meliputi (1) ibadah shalat, (2) mengelurkan zakat, (3) memberi sedekah, (4) melakukan tobat, (5) bertutur sopan, dan (6) melaksanakan ibadah haji. Nilai religius siri napacce yang berhubungan dengan muamalah meliputi (1) perihal jihat, (2) perihal pernikahan, (3) perihal kerjasama, (4) perihal nazar, (5) perihal menjauhi sifat munafik, dan (6) perihal kewajiban berusaha.
Nilai filosofis siri na pacce merepresentasikan pandangan hidup orang Makassar mengenai berbagai persoalan kehidupan meliputi (1) prototipe watak orang Makassar yang terdiri atas (a) reaktif (b) militan, (c) optimis, (d) konsisten (e) loyal, (f) pemberani.
Nilai etis siri na pacce terdapat nilai-nilai etis meliputi (1) teguh pendirian, (2) setia, (3) tahu diri, (4) berkata jujur (5) bijak, (6) merendah, (7) ungkapan sopan untuk sang gadis, (8) cinta kepada Ibu, dan (9) empati. Nilai estetis siri na pacce meliputi (1) nilai estetis siri na pacce alam non insani terdiri atas (a) benda alam tak bernyawa, (b) benda alam nabati, (c) alam hewani (2) nilai estetis siri na pacce alam insani.
Disarankan agar para pengambil kebijakan di bidang pendidikan pada tingkat pusat menghimbau kepada para penyelenggara pendidikan di tingkat Dinas Pendidikan Provinsi dan Daerah memberikan tempat yang sepadan kepada sastra daerah nusantara dalam kurikulum pendidikan umum, baik kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pada pendidikan tinggi. Disarankan pula khusus kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar dan daerah-daerah lainnya yang berbahasa Makassar (etnik Makassar) disarankan supaya menginstruksikan para guru untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan ajar Bahasa dan Sastra Daerah Makassar, khususnya di sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama, terutama di wilayah-wilayah yang berbasis bahasa ibu bahasa Makassar.
Kata kunci: kelong, sirina pacce, struktur, fungsi, nilai, hermeneutik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar