REVIEW DISERTASI
1.
Judul
Judul
sebuah penelitian harus jelas sehingga dapat menarik perhatian orang untuk mau
membaca bahkan mempelajari isinya. Judul haruslah menjadi gambaran global
tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkup penelitian tersebut. Namun
harus tetap dalam kerangka singkat, spesifik, dan jelas.
Judul juga
harus menggunakan kata-kata yang jelas, singkat, deskriptif, dan tidak
merupakan pertanyaan. Hendaknya hindarkan penggunaan kata-kata yang kabur,
bombastis, bertele-tele, tidak runtut, dan lebih dari satu kalimat.
Perumusan judul
penelitian tidak jarang dianggap sebagai suatu hal yang remeh. Perumusan suatu
judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil tidaknya seorang
peneliti untuk menabstrasikan masalah yang ingin ditelitinya dengan sesederhana
mungkin.
Judul
Disertasi ini adalah “KELONG
DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA“.
Judul menurut pemakalah sudah bagus, karena dari segi bahasa penggunaan
judul sudah cukup jelas, mudah untuk dipahami dan dapat dimengerti dengan mudah
(tidak muluk-muluk).
2.
Latar Belakang Masalah
Dalam
latar belakang masalah, perlu dijelaskan tentang pentingnya judul yang
diteliti. Sehubungan dengan ini, maka peneliti perlu menyajikan referensi yang
relevan berdasarkan studi pendahuluan untuk memperkuat alasan pemilihan
judul. Latar belakang yang dituliskan peneliti berkisar tentang tiga
aspek, yakni (1) struktur kelong, yang terdiri atas struktur makro,
super struktur, dan struktur mikro yang meliputi penggunaan diksi dan
penggunaan kalimat, (2) fungsi kelong
yang meliputi (a) fungsi emotif, (b) fungsi direktif, (c) fungsi poetik, (d)
estetis, (e) fungsi informasional, (3) nilai kelong yang meliputi (a) nilai religius siri na pacce, (b) nilai filosofis siri na
Pacce, (c) nilai etis siri na pacce, dan (d) nilai estetis siri
na pacce. untuk
menguatkan judul yang dibahasnya.
3.
Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah penting menjelaskan berbagai permasalahan yang
muncul dari judul yang dibahas karena ditinjau dari berbagai aspek terhadap aspek
lainnya juga. Pembatasan Masalah Dalam hal ini, peneliti sudah tepat dalam
memberikan alasan pendukung. Namun pembatasan masalah juga perlu data
pendukung sehingga penelitian ini layak untuk dibahas. Rumusan Masalah Dalam rumusan masalah peneliti harus lebih
konkrit permasalahan yang hendak dijawab pada kesimpulan.
Pada bagian telah memadai dalam perumusan masalahnya. Peneliti
merumuskan:
1. Bagaimana struktur
kelong ?
2. Apa fungsi
kelong ?
3. Nilai apa
yang terkandung dalam kelong ?
Menurut reviewer, rumusan yang pertama tidaklah layak untuk
diteliti dengan serius, kerana untuk mengetahui jawabannya cukuplah hanya
dengan sekilas melihat contoh kelong. Untuk rumusan point 2 dan 3 reviewer kira
sangat penting untuk dikaji dan diteliti secara mendalam.
4.
Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Tujuan
penelitian adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga
dapat merumuskan masalah, memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang
suatu gejala sehingga dapat merumuskan hipotesa, untuk menggambarkan secara
lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari suatu keadaan, perilaku peribadi dan
perilaku kelompok.
Dalam hal
ini, menurut reviewer telah baik dalam konsistensi dengan perumusan masalah
yang diutarakan walaupun menurut reviewer sedikit kaku karena terlalu
berpatokan sekali dengan rumusan masalah. Dan peneliti juga tidak keluar dari
konteks perumusan masalah.
5.
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian
terdahulu yang dipaparkan oleh peneliti berkaitan dengan kelong. Menurut
reviewer penulis sudah bisa mencari perbedaan dan persamaan penelitiannya
dengan penelitian terdahulu. Dalam hal ini, peneliti sudah mampu mengaitkan
penelitiannya dengan penelitian yang terdahulu.
6.
Metode Penelitian
Metode
penelitian disertasi ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori Van Dijk sebagai
kerangka teori dengan grand teori hermeneutika sebagai pisau analisis.
Instrumen adalah peneliti sendiri ditambah format klasifikasi/seleksi data dan
alat perekam. Analisis dilakukan dalam tiga siklus, yakni analisis domain,
analisis taksonomi, analisis komponensial, penarikan simpulan, dan verifikasi.
Menurut reviewer
penulis sudah bagus dalam memilih pendekatan penelitian, hanya saja menurut
pemakalah, penulis kurang begitu mendalam dalam menganalisa permasalahan yang
terjadi di lapangan, seharusnya penulis bisa menambahkan pendekatan penelitian.
Lampiran
Kelong dalam Perspektif Hermeneutika
Abdullah
Muhammad Ali
Abdullah Muhammad Ali. 2009. Kelong dalam Perspektif Hermeneutika.
Disertasi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Malang. Promotor: Prof. Dr. Abdul Syukur Ibrahim,
Ko-Promotor: Prof. Dr. Imam Syafi’ie, dan Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin.
Abstrak
Penelitian ini berfokus pada tiga aspek, yakni (1) struktur kelong,
yang terdiri atas struktur makro, super struktur, dan struktur mikro yang
meliputi penggunaan diksi dan penggunaan kalimat, (2) fungsi kelong yang meliputi (a) fungsi emotif,
(b) fungsi direktif, (c) fungsi poetik, (d) estetis, (e) fungsi informasional,
(3) nilai kelong yang meliputi (a) nilai religius siri na pacce, (b)
nilai filosofis siri na Pacce, (c) nilai etis siri na pacce, dan
(d) nilai estetis siri na pacce.
Jenis penelitian, penelitian kualitatif. Teori
Van Dijk sebagai kerangka teori dengan grand teori hermeneutika sebagai pisau
analisis. Instrumen adalah peneliti sendiri ditambah format klasifikasi/seleksi
data dan alat perekam. Analisis dilakukan dalam tiga siklus, yakni analisis
domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, penarikan simpulan, dan
verifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan
beberapa hal sebagai berikut: (1) aspek struktur yang terdiri atas: (a)
struktur makro yakni kelong bertemakan
siri na pacce, agama, nasihat,
perjuangan, percintaan, perkawinan, kasih ibu, dan kesedihan; (b) super
struktur terdiri atas tampilan awal, tampilan tengah, dan tampilan akhir; (c)
struktur mikro terdiri atas penggunaan diksi yang meliputi perbendaharaan kata,
daya sugesti kata-kata, dan pola persajakan.
Perbendaharan kata meliputi kategori human, animate, living, objek, terrestrial,
substance, energi, cosmos, dan being. Selain itu untuk memperindah kelong ditemukan diksi yang menimbulkan
daya sugestif bagi pendengar atau pembaca, yakni kata-kata kelong yang meliputi perasaan kecewa, marah, gembira, ragu-ragu,
sedih, rindu, berani, bahagia (senang), setia, dan miskin. Pola persajakan
terdiri atas rima awal, rima sejajar, rima tengah, rima aliterasi, rima kembar,
rima bersilang, rima rangkai, rima mutlak, rima tak sempurna, dan rima patah.
Bentuk kalimat kelong terdiri atas
kalimat perintah, kalimat berita, dan kalimat tanya. Ditinjau dari aspek
fungsi, kelong berfungsi sebagai
fungsi informasional, fungsi emotif, fungsi direktif, fungsi poetik, dan fungsi
estetis. Fungsi informasional kelong
berguna untuk menyampaikan berbagai pokok persoalan yang meliputi: (1) perihal
kedudukan anak didik, (2) perihal keberadan manusia, (3) perihal memurnikan
kalimat Lailaha Illallah, (4) perihal penyesalan diri, (5) perihal hati-hati
yang terdiri atas hati-hati terhadap godaan setan menghadapi maut, (6) perihal
hati-hati dalam bertutur dan, (7) perihal peradatan. Fungsi emotif adalah
fungsi untuk mengekspresikan perasaan (1) permintaan maaf, (2) rasa cinta, (3)
rasa kecewa, (4) rasa sedih, (5) kesetiaan, (6) rasa humor, dan (7) rasa
gembira.
Fungsi direktif kelong yang
berguna mempengaruhi perilaku atau sikap orang lain atau pembaca atau pendengar
berkenaan dengan (1) menyuruh, (2) melarang, (3) menasihati, (4)
mengharap/memohon, dan (5) meminta.
Fungsi kelong yang berkenaan
dengan poetik terdiri atas pesan perihal tentang pendidikan, pesan perihal
tidak berlebihan, pesan perihal menasihati, pesan perihal melaksanakan shalat,
pesan perihal bertobat, pesan perihal kesetiaan, pesan perihal hari akhirat,
dan pesan perihal mertua.
Fungsi estetis adalah fungsi untuk menciptakan efek keindahan sehingga
terjadi komunikasi harmonis antara pembicara dan pendengar. Fungsi estetis kelong meliputi, (1) penggunaan
kata-kata arkais, (2) gaya bahasa dalam kelong,
gaya bahasa dalam kelong terdiri atas
simile, metapora, metonimia, personifikasi, hiperbola, dan repetisi.
Dari segi aspek nilai kelong mengandung
nilai religius siri na pacce, nilai
filosofis siri na pacce, nilai etis siri na pacce, dan nilai estetis siri na poacce. Nilai religius sri na
pacce berkenaan dengan akidah yang meliputi (1) pengakuan akan ke- ADA-an
Allah, (2) Pengakuan kepada Malaikat Allah (3) pengakuan kepada Rasul Allah,
(4) pengakuan akan kebenaran kitab Allah, (5) pengakuan akan hari akhirat, dan
(6) pengakuan akan qadha dan qadar. Nilai religus siri na pacce yang berhubungan ibadah meliputi (1) ibadah shalat,
(2) mengelurkan zakat, (3) memberi sedekah, (4) melakukan tobat, (5) bertutur
sopan, dan (6) melaksanakan ibadah haji. Nilai religius siri napacce yang berhubungan dengan muamalah meliputi (1) perihal
jihat, (2) perihal pernikahan, (3) perihal kerjasama, (4) perihal nazar, (5)
perihal menjauhi sifat munafik, dan (6) perihal kewajiban berusaha.
Nilai filosofis siri na pacce
merepresentasikan pandangan hidup orang Makassar mengenai berbagai persoalan
kehidupan meliputi (1) prototipe watak orang Makassar yang terdiri atas (a)
reaktif (b) militan, (c) optimis, (d) konsisten (e) loyal, (f) pemberani.
Nilai etis siri na pacce terdapat nilai-nilai etis meliputi (1)
teguh pendirian, (2) setia, (3) tahu diri, (4) berkata jujur (5) bijak, (6)
merendah, (7) ungkapan sopan untuk sang gadis, (8) cinta kepada Ibu, dan (9)
empati. Nilai estetis siri na pacce meliputi (1) nilai estetis siri na pacce alam non insani terdiri
atas (a) benda alam tak bernyawa, (b) benda alam nabati, (c) alam hewani (2)
nilai estetis siri na pacce alam
insani.
Disarankan agar para pengambil kebijakan di bidang pendidikan pada
tingkat pusat menghimbau kepada para penyelenggara pendidikan di tingkat Dinas
Pendidikan Provinsi dan Daerah memberikan tempat yang sepadan kepada sastra
daerah nusantara dalam kurikulum pendidikan umum, baik kurikulum pendidikan
dasar, pendidikan menengah, maupun pada pendidikan tinggi. Disarankan pula
khusus kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar dan daerah-daerah lainnya yang
berbahasa Makassar (etnik Makassar) disarankan supaya menginstruksikan para
guru untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan ajar Bahasa dan Sastra
Daerah Makassar, khususnya di sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama,
terutama di wilayah-wilayah yang berbasis bahasa ibu bahasa Makassar.
Kata kunci:
kelong, sirina pacce, struktur, fungsi, nilai, hermeneutik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar