Senin, 22 Juni 2015

ASPEK FONOLOGI/FONEMIK (Tugas Linguistik Umum)



Tugas Individu (Aspek Fonologi/Fonemik)
Mata Kuliah               : Linguistik Umum
Nama                          : Heriyanti                 

Linguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa. Secara etimologi terbentuk dari fon yaiti bunyi, dan logi yaitu ilmu.
            Fonologi berasal dari bahasa inggris phonology, dalam bahasa Indonesia fonologi. Pada perkembangannya istilah fonologi lebih sering digunakan sebagai bidang khusus dalam linguistic yang bertugas mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa menurut fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam bahasa. Jadi, fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Chaer (2012 : 102) Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi dua, yaitu fonetik dan fonemik. Namun perlu diketahui sebelumnya bahwa ada juga pakar yang menggunakan istilah fonologi untuk pengertian yang di sini kita sebut fonemik.
A.    Pengertian Fonemik
Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Sebagai contoh perbedaan bunyi [p] dan [b] yang terdapat, misalnya pada kata [paru] dan [baru] adalah menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab perbedaan bunyi [p] dan [b] itu menyebabkan berbedanya makna kata [paru] dan [baru] itu. Jika bunyi itu membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut fonem, dan jika tidak membedakan makna adalah bukan fonem.
B.     Bidang Kajian Fonemik
Kajian pada fonemik ini merupakan lanjutan dari kajian fonetik. Pada bidang fonemik, bunyi-bunyi yang telah dideskripsikan tersebut lalu dianalisis berdasarkan konteks tertentu, apakah pada suku kata maupun pada kata sehingga dapat membedakan arti secara jelas. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing bunyi bahasa yang dituliskan ke dalam simbol/lambang tersebut harus dibandingkan dengan simbol-simbol yang lain. Perbandingan ini apakah pada suku kata atau pada kata. Pendeskripsian bunyi-bunyi bahasa yang dapat membedakan makna disebut transkripsi fonemis. Penulisan transkripsi fonemis pada masing-masing simbol baik fonem, suku kata, maupun kata, dibatasi tanda /.../. misalnya fonem /r/ berbeda dengan fonem /t/ setelah dipasangkan pada pasangan minimal berupa kata “hari dan” “hati”.
1.      Identitas Fonem
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari sebuah satuan bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi tersebut, lalu membandingkannya dengan satuan bahasa lain yang mirip dengan satuan bahas yang pertama. Kalau ternyata kedua satuan bahasa itu berbeda maknanya, maka berarti bunyi tersebut adalah sebuah fonem, karena dia bisa atau berfungsi membedakan makna kedua bahasa itu. Misalnya kata Indonesia laba dan raba. Kedua kata itu mirip benar, masing-masing terdiri dari empat buah bunyi. Yang pertama mempunyai bunyi [l], [a], [b], dan [a]; dan yang kedua mempunyai bunyi [r], [a], [b], dan [a]. Teryata perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunyi [l] dan bunyi [r] adalah dua buah fonem yang berbeda di dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.
2.      Alofon
Bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem disebut alofon. Alofon- alofon dari sebuah fonem memiliki kemirian fonetis. Artinya banyak mempunyai kesamaan dalam pengucapannya. Tentang distribusinya mungkin bersifat komplementer  mungkin juga bersifat bebas.
1.      Distribusi komplementer adalah distribusi yang tempatnya tidak bisa dipertukarkan.
2.      Distribusi bebas adalaah bahwa alofon-alofon itu boleh igunakan tanpaa persyaratan lingkungan bunyi tertentu.
3.      Klasifikasi fonem
Kriteria dan prosedur klasifikasi fonem sama dengan klasifikasi bunyi dan unsur suprasegmental. Fonem-fonem yang berupa bunyi yang didapat sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran disebut fonem segmental. Fonem yang berupa unsur suprasegmental disebut fonem suprasegmental atau fonem nonsegmental.
4.      Khazanah Fonem
Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Berapa jumlah fonem yang dimiliki suatu bahasa tidak sama jumlahnya dengan yang dimiliki bahasa lain.

5.      Perubahan Fonem
a)      Asimilasi dan Disimilasi
v  Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagaiakibat dari bunyi yang ada di lingkungannya sehingga bunyi itu menjadi sama. Contoh, sabtu dalam bahasa Indonesia lazim diucapkan [saptu]
ü Asimilasi fonemis adalah perubahan yang menyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem.
ü Asimilasi fonetis adalah perubahan yang tidak menyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem.
Asimilasi dibedakan menjadi 3 :
1)      Asimilasi Progresif : bunyi yang diubah terletak dibelakang bunyi yang mempengaruhinya.
2)      Asimilasi Regresif  : Bunyi yang diubah itu terletak dimuka bunyi yang mempengaruhinya
3)      Asimilasi Resiprokal : Perubahan itu terjadi pada kedua bunyi yang saling mempengaruhi.
v Disasimilasi adalah peristiwa perebahan yang menyebabkan dua buah fonem yang sama menjadi berbeda.
b)      Netralisasi dan Arkifonem
ü  Contoh hasil netralisasi, adanya bunyi [t] pada posisi akhir kata yang dieja hard.
ü  Contoh hasil arkifonem, fonem [d] pada kata hard yang bias berwujud [t] dan [d]
c)      Umlaut, Ablaut, dan  Harmoni Vocal
ü  Umlaut adalah perubahan vocal sedemikian rupa sehingga vocal itu diubah menjadi vocal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vocal yang berikutnya yang tinggi.
ü  Ablaut adalah perubahan vocal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa Indo-Jerman untuk menandai pelbagai fungsi gramatikal.
ü  Harmoni vocal adalah perubahan bunyi.
d)     Kontraksi
Kontraksi adalah suatu pemendekan yang dapat berupa hilangnya sebuah fonem atau lebih

e)      Metatesis dan Epentesis
ü  Metatesis merupakan proses mengubah urutan fonem yang terdapat dalam suatu kata.
ü  Epentesis adalah sebuah fonem tertentu disisipkan kedalam sebuah kata.
f)       Fonem dan Grafem
ü  Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang fungsional atau dapat membedakan makna kata.
ü  Grafem adalah sistem pelambangan bunyi alih-alih disebut system ejaan,pada dasarnya grafem adalah huruf. Grafem ada dua macam,yaitu grafem yang mengikuti system fonetis dan grafem yang mengikuti system fonemis.Grafem yang mengikuti system fonetis lebih popular disebut ejaan fonetis ini melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk huruf.


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.

1 komentar:

  1. seharus nya tidak perlu memakai script anti copas, jadi ribet.

    BalasHapus